Kenapa harus aku yang selalu tersakiti ???
Kenapa ???
Kenapa harus dari mata ini, air kesedihan itu menitik ???
Aku lelah…
Letih dengan semuanya yang berulang – ulang hanya seperti itu…
Angin…
Adakah yang salah dengan diriku ???
Malam…
Salahkah akan keberadaanku berada di dunia ini ???
Bukankah , aku tak pernah meminta itu semua ???
Bukankah, atas izin Tuhankulah aku ada ???
Samar – samar aku mendengar suara yang berbicara padaku.
“Apakah kau penat dengan cintamu yang tak pernah berbalas berkali – kali ???”
“Apakah kau merasa letih ketika semua orang seakan – akan menganak tirikan perasaan dan keberadaanmu disekeliling mereka ???”
Ya… aku begitu penat, letih bahkan sempat lunglai dengan semua itu…
“Tahukah engkau, bukankah Allah tak pernah penat dalam mencintaimu… tak pernah sedikit pun menganak tirikan keberadaanmu di dunia yang mutlak – mutlak adalah milik-Nya…
kau masih dengan setia di izinkan untuk bernafas dengan kedua lubang hidungmu, makan dengan mulut dan tanganmu, berdiri dan berjalan dengan kokoh dengan kedua kakimu…
“Fabbiayyi ‘Alaa irobbikuma tukadziban.. “
“Lalu nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ???”
Apa kau tahu, Tuhanmu begitu mencintaimu, begitu menyayangimu…
kau ditempa sedemikian rupa agar engkau menjadi sosok yang mandiri yang kemudian dibiarkan kering agar kau keras dan kuat lalu kemudian dibakar agar kau lebih mendapatkan warna yang begitu indah..
" Tahukah engkau bahwa Tuhanmu membiarkanmu menangis terus – menerus kepada-Nya itu karena Ia begitu suka dengan tangisan – tangisan mu, dengan rintihanmu, Ia begitu suka saat – saat engkau memanjatkan doa – doa kepada-Nya, saat – saat kau lebih memilih menghabiskan malam – malam terakhirmu bersama-Nya.."
" Bukankah untuk mendapatkan sekuntum mawar itu, kau harus melihat durinya terlebih dahulu ???"
" Bukankah untuk mendapatkan sebuah buah naga, kau harus menanam kaktus yang begitu banyak durinya ???"
Yakinlah sayang… bahwa kau tak pernah sendiri di dunia ini, ada Dzat yang begitu dekat denganmu…
Bukan Ia tak berkenan mengabulkan doa-doa yang kau panjatkan selama ini…
Namun, Ia memilihkan wakt yang tepat untuk doa – doa mu itu..
Atau bahkan Ia telah menggantikan sesuatu yang bahkan lebih baik daripada doa – doa mu itu…
Bahagialah dengan-Nya sayang.. karena DIA memiliki segala hal yang tak pernah dimiliki oleh makhluk-Nya..
Ah… Nuraniku…. Terima kasih engkau masih setia mengingatkan ku..
Mungkin memang benar, bahwa cinta itu dipilih bukan memilih….
Cinta itu mempersilahkan yang lain, bukan mengambil kesempatan…
Beginikah rasanya, ketika hati itu mulai tergores ??
Ah, sebenarnya telah lama retak.. dan sekarang kepingnya patah??
inikah takdirku ??
Akan kulagukan sedih ini dalam riang hati menyambut kebahagianmu..
Walaupun seharusnya aku bisa memaksamu untuk denganku saja
(seharusnya kau denganku saja)
Berduka, kusadari kau bukan pemilik rusuk yang pernah dititipkan Tuhan padaku,
(walaupun tadinya sempat terpikir seperti itu)
tapi.. kuharap kau pernah tahu,
Bahwa aku pernah berharap padamu.
Ah, lain waktu aku akan menutup rapat hatiku agar tak seorangpun mencurinya dariku, (dan sekarang akan ku gembok pintunya dan kupalang)
Bumi Pahlawan
Malam Ganjil, Ramadhan 1432 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar